Berdasarkan data WHO Pada tahun 2014, ada diperkirakan 9,6 juta kasus TB baru: 5,4 juta di antara laki-laki, 3,2 juta di antara wanita dan 1,0 juta di antara anak-anak. Dari 9,6 juta kasus TB baru pada tahun 2014, 58% berada di Wilayah Asia Tenggara dan Pasifik Barat. India, Indonesia dan Cina memiliki jumlah terbesar kasus: 23%, 10% dan 10% dari total global, masing-masing. Sejak tahun 2008 sampai dengan tahun 2014 proporsi pasien Baru BTA + di antara seluruh kasus belum mencapai target yang diharapkan, meskipun tidak terlalu jauh berada di bawah target minimal yang sebesar 65%. Hal tersebut mengindikasikan mutu diagnosis yang rendah dan kurangnya prioritas menemukan kasus BTA+ di Indonesia. Namun, sebanyak 63,6% provinsi telah mencapai target tersebut. Jumlah Penderita TB paru Klinis (Suspek ditemukan) di Provinsi DKI Jakarta pada tahun 2016 sebanyak 55.503 penderita. Dari jumlah tersebut 7.302 diantaranya merupakan pasien baru TB positif, terjadi peningkatan penderita TB dibandingkan tahun 2015 sebesar 5.574 orang. Jakarta Timur, Barat dan Selatan merupakan wilayah dengan jumlah TB Paru BTA + terbesar di Provinsi DKI Jakarta, yaitu rata-rata sebanyak 2.000 penderita. Jumlah penderita TB paru Klinis (Suspek ditemukan) di Kota Administrasi Jakarta Barat pada tahun 2014 adalah 12.005 dan dari jumlah tersebut 1.742 merupakan pasien baru TB positif. Kalideres merupakan wilayah kecamatan dengan jumlah TB Paru BTA + sebanyak 317 penderita di Jakarta Barat. Berdasarkan laporan dari Pukesmas Semanan II pada tahun 2018 pada bulan Januari � Oktober 2018 ditemukan 30 orang penderita TB paru BTA (+) CDR tahun 2018 bulan Januari � Oktober 35,9%. CDR ini masih belum memenuhi target yang ditetapkan yaitu sebesar 85%. Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan pendekatan Case Control, sampel penelitian ini diambil perbandingan 1:2 yaitu sebanyak 90 responden. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara dan observasi serta menggunakan alat ukur kuisioner dan alat meteran . Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji univariat dan uji bivariat. Hasil analisis bivariat, variabel yang berhubungan dengan kejadian TB Paru BTA + adalah jenis kelamin (p value = 0,030), status imunisasi (p value = 0,038), dan kepadatan hunian ruang kamar tidur (p value=0,044). Variabel yang tidak berhubungan dengan kejadian TB paru BTA + adalah umur (p value = 0,620)